Kendatidemikian, ada perubahan terkait jadwal penutupan jalannya yang masyarakat kudu tahu. "Penutupan jalannya jadinya diterapkan pada 17 Mei-31 Desember 2022," ujarnya, dikutip dari Wartakotalive.com, Senin (09/05/2022).. Lebih lanjut, ia menyebutkan keputusan ini diambil dengan pertimbangan perlu adanya sosialisasi terlebih dahulu ke masyarakat sebelum akses Jalan Dewi Sartika ditutup total.
TouringMotor Bandung Ke Pantai Ujung Genteng 1 . Dimana pada bagian ujung bawah dikenal dengan Ujung Genteng dan ujung atas ada di Ujung Kulon. Rute ujung genteng dari bandung. Selalu bawa obat-obatan bila terjadi hal yang tidak diinginkan. Rute pertama jika Anda berangkat dari Jakarta adalah dengan terlebih dahulu menuju Ciawi Cicurug
JlRancakadu no.2 Cibeureum hilir, SMAN-5, Sukabumi 081280799229 085723237111 - PH -0266 6249 759
Ruteyang kami lalui yaitu melalui Cidadap, Jl raya gadog dan belok kiri di pertigaan setelah jembatan bag-bagan ke arah Ujung Genteng. Setelah pertigaan tadi kita akan melintasi area pegunungan dengan pemandangan laut yang indah dibawahnya tapi memiliki medan yang agak rumit menuju daerah Jampang Kulon lalu sebelumnya anda akan menemui
Kaliini kita ke Pantai Ujung Genteng yang terletak di Kab. Sukabumi Pantai Ujung Genteng yang menyuguhkan panorama pantai dan menyediakan penginapan di area sekitar yang harganya juga bervariasi. Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC.
contoh soal essay tentang hak atas kekayaan intelektual. Jakarta - Ada sebagian orang yang gemar wisata touring jarak jauh menggunakan motor. Di saat pandemi virus Corona seperti ini, kalau mau touring jarak jauh seperti Jakarta-Bali, berikut touring jarak jauh ini datang dari Eleonora Ajisela yang akrab disapa Jisel, seorang penggemar berkendara sepeda motor dan sangat terkenal di kalangan pengendara wanita. Kebetulan Jisel beberapa waktu lalu melakukan perjalanan menarik dari Jakarta ke Bali dalam rangka memperingati Hari semangat ketangguhan, dunia wanita dan kemandirian, perjalanan berkendara untuk suatu tujuan ini ingin menyampaikan pesan pemberdayaan perempuan. Selama perjalanannya, Jisel juga menyampaikan pesan mengenai ketangguhan perempuan serta mengunjungi tempat-tempat ramah lingkungan, karena perjalanannya dilakukan saat Hari Bumi, seperti desa adat di Bandung yang mengolah singkong untuk devisa desanya, hingga tempat spa lokal di Bali yang memproduksi produk kecantikan dari hasil panen sendiri. Dalam perjalanan pertamanya, Jakarta ke Bandung, Jisel menemukan desa adat Cireundeu di Bandung - sebuah desa adat yang terletak di antara lembah Gunung Kunci, Gunung Cimenteng dan Gunung Gajahlangu. Mereka memiliki tradisi masyarakat yang unik dalam mengolah singkong dari isinya hingga kulitnya, yang kemudian mereka jual untuk menjadi devisa desa Bandung, Jisel kemudian melanjutkan perjalanannya ke Yogyakarta untuk mengetahui apa yang menjadikan kota ini sebagai tujuan wisata yang terkenal. Kota Yogyakarta menawarkan sebuah kesederhanaan, biaya hidup terjangkau yang jarang ditemukan saat ini, dan juga terutama dikenal akan rasa penasaran tentang kota Yogyakarta terjawab, Jisel melanjutkan perjalanannya ke Bali yang menempuh jarak sekitar 600 km. Di Bali, Jisel menemukan spa lokal yang menanam tanamannya sendiri dan mengubahnya menjadi produk kecantikan seperti lulur dan lotion serta memberikan perawatan bagi pengunjung. Selain itu, mereka juga memberikan workshop untuk mengajarkan cara membuat produk kecantikan dari hasil panen seharian mengelilingi kota Bali, Jisel kemudian berkendara ke Surabaya untuk mengikuti acara amal Sunmori bersama para penyandang disabilitas. Sungguh sebuah interaksi yang sangat inspiratif karena para pengendara berhasil mengendarai sepeda motor yang dimodifikasi khusus dan dirancang sendiri, sebuah bakat yang langka."10 hari touring ini terasa sedikit sulit karena kami harus mengejar waktu untuk mengikuti setiap aktivitas dari satu titik ke titik berikutnya. Syukurlah perjalanan itu aman walau melalui kondisi cuaca yang berbeda-beda - gerimis, hujan lebat, dan terik matahari. Tetapi perjalanannya tetap menyenangkan dan berjalan sesuai rencana, karena saya sudah mempersiapkan rencana perjalanan dengan matang sebelum akhirnya memulai perjalanan dari Jakarta - Bali - Jakarta," ujar Jisel yang menggunakan motor Royal Enfield Himalayan saat seperti apa persiapan Jisel untuk touring jarak jauh? Berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti Simak Video "Tips Mudah Hilangkan Bau Tak Sedap di Dalam Mobil" [GambasVideo 20detik]
Ujung genteng merupakan salah satu daerah yang memiliki panorama wisata yang sangat mempesona, terutama deretan pantainya, walaupun masih berada di jawa barat namun rasanya perjalanan dari Bandung menuju ujung genteng sangatlah melelahkan, selain karena jarak yang kurang lebih 200km, akses menuju ujung genteng yang melewati pegunungan di tambah jalan aspal yang banyak lubang di beberapa titiknya menjadikan perjalanan sangat melelahkan, tapi percayalah sesampainya di ujung genteng rasa lelah tersebut terbayarkan !!Oke kami bertiga berangkat sekitar pukul dari bandung menggunakan sepeda motor, untungnya anak saya gak terlalu rewel walaupun di bawa perjalanan jauh, sabar yah bocil semoga kedepannya bisa pake mobil biar bisa selonjoran disukabumi sekitar kami beristirahat sejenak di sebuah minimarket, cuaca saat itu sedang bagus2nya, cerah merona, membuat perjalanan kami lebih bermakna, yah walaupun kita tahu sedang musim hujan, semoga saja cuaca berpihak kepada kami. Beristirahat sejenakDi minimarket kami numpang ke wc sekalian beli cemilan embel-embel ke wc gratis hehehe, sebenernya si bocil yang beli cemilan, saya sendiri beli bakso tusuk yang nangkring di depan minimarket tersebut, cukup 5k lumayan untuk mengganjal di lanjutkan kembali, mulai masuk ke daerah jampang, perjalanan tidak semulus perjalanan bandung-sukabumi, daerah jampang tepatnya di beberapa titik jampang tengah dan kulon masih banyak jalanan yang berlubang semoga pihak terkait memperbaiki jalanan tersebut karena menjadi salah satu akses menuju selatan sukabumi, oh yah sebelum memasuki daerah jampang sebaiknya isi dulu bensin sampai penuh, karena setahu saya SPBU terakhir sebelum masuk daerah jampang yaitu di cikembar jampang tengah, sehabis itu tidak ada pom bensin besar hingga jampang kulon, kan gak lucu di tengah hutan kita kehabisan bensin hutan, rumah penduduk, hutan lagi, begitukah kira2 perjalanan melewati jampang, untung cuaca waktu itu sedang cerah jadi tidak terlalu horor saat melewati pukul kami tiba di surade, tinggal setengah jam lagi menuju ujung genteng, awalnya pengen istirahat sejenak sebari makan siang karena pantat sudah mulai panas, namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami putuskan untuk istirahat di dekat ujung genteng aja menuju Ujung GentengSebelum memasuki ujung genteng kami melewati perkebunan kelapa yang memanjakan mata, cuacapun sangat mendukung, nah pas kami tiba di pintu masuk ujung genteng, tidak ada petugas yang menyetop kami, yaudah sayapun langsung tancap gas pelan-pelan saja naluri gratisan, seperti layaknya warlok wkkwkwkw, memang terlihat waktu itu wisawatan cenderung sepi padahal weekeend, mungkin karena lokasi ujung genteng sendiri jauh dari jakarta dan bandung, membutuhkan effort yang lebih untuk bisa lelah terbayarkan ketika sudah memasuki area pantai, oh yah, sebelum menuju penginapan, kami-pun istirahat sejenak di sebuah warung bakso, memang paling pas siang-siang panas gini makan bakso, harga baksonya 15k/ di penginapan pukul kami langsung di sambut oleh si empunya penginapan, namanya teteh ade orangnya helpfull dan ramah, oh yah nama penginapnnya villa sunset ujung genteng, kami pilih kamar paling murah, seharga 200rb harga weekend, selling pointnya, langsung menghadap pantai cibuaya dan berada di pusat keramaian pantai. sedikit review nih mengenai kamarnya kami pilih kamar camar seperti rumah panggung, terdapat balkon tempat nongkrong di luar, kipas angin, kamar mandi dalam, tv namun tidak nyala, air mineral gratis, free wifi lumayan kenceng untuk ukuran pantai, oh yah habis itu lantainya menggunakan bilik bambu, saya pikir terlihat norak, namun ternyata saya malah menyukainya ketimbang lantai keramik, karena biasanya kalau di pantai, kaki atau badan kita pasti akan menempel pasir2 yang akan terbawa hingga penginapan dan cenderung tertinggal di dalam kamar, nah beda dengan lantai bilik ini, layaknya keset, tidak meninggalkan jejak alias gampang untuk di bersihkan, jadi gak lengket2 deh selama di kamar. pengalaman yang menyenangkan pokoknya..Baru sampai bangetVilla sunset ujung gentengJam kami-pun jalan-jalan di sekitar pantai cibuaya, airnya sedang surut hingga garis pantainya menyentuh koral, jadi kurang cocok untuk bocil bermain air, namun pemandangannya sangat indah !! Setelah bermain-main sebentar, akhirnya kami pindah spot, ke bagian timur pantai ujung genteng, rencananya akan sedikit nostalgia ke tempat yang dulu pernah kamikunjungi waktu bocil masih dalam perut depan penginapan, Pantai cibuayaPantai cibuaya Ujung GentengKondisi sekarang tentu berbeda dengan kondisi beberapa tahun sebelumnya, banyak faktornya apalagi menyangkut dengan alam, masih di tempat yang sama namun kali ini dengan kehadiran si bocil, benar-benar nikmat yang sangat indah Allah Ujung Genteng sebelah timurAirnya sedang surutoh yah, karena airnya sedang surut akhirnya kami mencoba jalan2 ke tengah pantai meklihat isi karang-karang, banyak ikan-ikan dan hewan laut lainnya, namun banyak juga bulu babi. hati2 yah !! heheheMencari Bulu babiBulu babiSetelah puas bermain air, kami kembali ke penginapan dan dilanjutkan dengan mandi, sekitar kami pun mencoba menghabiskan waktu jalan-jalan menggunakan sepeda motor sebari mengecek lokasi dan akses jalan menuju pantai pangumbahan ternyata udah bagus, gak kayak dulu, Namun kami sangat beruntung, di waktu yang tepat sedang di adakan pelepasan anak penyu/tukik !! Awalnya sih pas sampai di depan pantai pangumbahan, petugas menyuruh kami untuk buru2 parkir, disitu saya bingung, diam sejenak dan mencerna apa yang di maksud petugas akhirnya sayapun mengerti maksudnya. oke !! kamipun langsung parkir motor lalu buru-buru masuk ke pantai pangumbahan. Tiket masuk pantai pangumbahan 10kOh yah, ini sebenernya keberuntungan yang berasal dari ketidaksengajaan, karena kami berniat hanya untuk nge cek akses jalan saja ke pantai pangumbahan, soalnya jalan ini salah satu tempat "nostalgia", boro2 kepikiran pelepasan tukik, malah kami kira pelepasan tukik esok pagi masuk ke pantai pangumbahan, ternyata sudah ada puluhan bahkan ratusan orang yang berjajar rapih menunggu petugas datang membawa ember yang berisikan tukik, kami yang berjalan masuk ke pantai berbarengan sok-sok'an SKSD dengan petugasnya, kamipun disuruh bergegas mengikuti petugas ngejar petugas kwkwkwkwIni pengalaman pertama kami melihat langsung bayi2 tukik di lepas liarkan ke alam, kegiatan ini hampir ada tiap hari di pantai pangumbahan, juga merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib untuk di kunjungi ketika sedang berada di ujung genteng, oh yah, dari ratusan ekor tukir yang di lepas liarkan disini, tidak semuanya mereka bisa bertahan hidup, hanya 1 % nya saja, karena ketika sudah memasuki laut, bayi2 tukik tersebut menjadi buruan predator liar di alam, maka dari itu penting sekali adanya penangkaran penyu, agar ekosistem laut dapat tetap sudahlah nikmati saja senja di pantai pangumbahan bersama bayi2 tukik yang sangat lucu ini..Pantai pangumbahanPenangkaran penyu pangumbahanTiba kembali penginapan sekitar pukul kami istirahat sejenak dan siap2 makan malam,Malam hari kami habiskan dengan bersantai di depan teras, menikmati suara ombak, dan menikmati pula wisatawan yang baru hari jam pagi kami terbangun dan langsung cari sarapan, untungnya tepat di depan penginapan ada tukang bubur, langsung kami cusss memesan bubur hargnanya 10k sudah kumplit, cukup ramai pembeli karena memang sedikit penjual makanan di pantai ujung genteng ini..Oh yah, setelah sarapan kami bergegas menuju bukit teletabies, lokasinya tidak jauh2 amat dari lokasi kami menginap, sekitar 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor, tidak ada tiket masuk sejauh mata memandang, jadi bukit teletabies ini merupakan hamparan perbukitan yang di tumbuhi rumput hijau dan padang ilalang, jangan heran juga kalau di bukit ini banyak sekali sapi, karena memang cocok dijadikan tempat mengembala sapi karena rerumputan hijau yang melimpah. salah satu spot foto yang wajib di kunjungi saat berada di ujung genteng, layaknya new zealand from west teletabies Ujung GentengSetelah puas menikmati pemandangan di bukit teletabies kamipun kembali ke penginapan, rencananya sebelum bertolak kembali ke bandung kami mampir sejenak ke pantai pasir putih, lokasinya tidak jauh dari pantai pangumbahan, akses jalannya sendiri masih bisa di lalui oleh kendaraan roda 4. Dari penginapan menuju pantai pasir putih hanya membutuhkan waktu 15menit di parkiran kita belum bisa melihat pantai, karena memang harus treking melewati hutan sekitar 150 meteran, dari parkiran sendiri suasana cukup teduh karena memang banyak pepohonan walaupun panas matahari sedang terik-teriknya, tersedia beberapa warung disini jadi jangan khawatir kekurangan logistik yah, oh yah, ada 2 jalur menuju pantai pasir putih ujung genteng ini, yang pertama jalur utama terpendek, namun jalur tersebut sedang tertutup oleh bekas air pasang semalam, sebenernya masih bisa di lewati, hanya sebatas betis orang dewasa, namun kami memilih jalur kering yang agak muter dikit dari parkiran, hanya sekitar 5 menit saja berjalan kami sampai di pantai yang begitu luas dengan pasir pasir putih ujung gentengDisini kalian bebas beraktifitas, oh yah, tidak ada tiket masuk, hanya di kenakan biaya parkir saja, kalau gak salah sih kemaren kena 3k-5k permotor. Menurut kami Pantai pasir putih merupakan salah 1 pantai pasir putih ter debest di jawa barat, tapi perlu di ingat, pantainya gak bisa di pake berenang, hanya bisa bermain ombak di pinggiran saja yah karena ombaknya sangat besar. Ujung genteng begitu istimewa bagi kami, selain keramahan penduduk lokalnya, panorama alamnya selalu membuat terpesona, jika saja akses menuju kesana lebih di prioritaskan, bukan tidak mungkin ujung genteng bisa mengikuti jejak pangandaran yang sudah dulu menjadi modern. Ahhh.. ujung genteng tunggu aku kembali lagi, lagi , lagi dan lagii.....
Pantai Ujung Genteng - Sahabatku, di artikel kali ini saya akan berbagi sedikit informasi tentang rute menuju salah satu pantai indah yang ada di Sukabumi, yaitu rute menuju Pantai Ujung Genteng Sukabumi. Bagi sahabat yang belum terlalu mengenal tentang Pantai Ujung Genteng Sukabumi, sahabt bisa membaca artikel sebelumnya Ujung Genteng Sukabumi cukup mudah didatangi, jalan menuju ke sana mulus-mulus dan kamu juga bisa mendatanginya dengan naik angkutan umum. Terdapat beberapa rute menuju Pantai Ujung Genteng yang bisa sahabat pertama adalah Jakarta -> Ciawi -> Cicurug -> Cibadak -> Cikembar -> Pelabuhanratu-> Jampang Kulon -> Surade -> Ujung Genteng dengan jarak tempuh sekitar 2,5 jam, itu kalo nggak terjadi kemacetan parah di sekitar rute kedua bisa sahabat ambil kalo berangkat dari Bandung, yaitu Bandung -> Cianjur -> Sukabumi -> Jampang Tengah -> Jampang Kulon -> Surade -> Ujung Genteng. Jarak antara Bandung - Pantai Ujung Genteng adalah sekitar 230 km dan bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 – 4 jam adalah rute yang bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi atau bus rombongan, sedangkan untuk angkutan umum sahabat bisa menggunakan rute dibawah ini Apabila sahabat dari arah Jakarta atau Bogor, berhentilah di Terminal Degung Terminal Sudirman, Sukabumi. Kemudian naik angkot jurusan Bhayangkara Angkot warna putih, lalu berhenti di Toserba “Yogya”. Sementara bila Anda dari arah Bandung, lebih baiksahabat berhenti di depan Apotek “Kimia Farma Lapang Merdeka”, lalu berjalan kaki sekitar 200 m ke arah Toserba “Yogya”, tetapi terkadang bisnya suka melewati Toserba Yogya. Kalaupun sahabat kelewat sampai ke terminal degung, anda tinggal naik angkot jurusan Bhayangkara yang berwarna putih dan berhenti di depan Toserba Toserba “Yogya“, sahabat dapat pergi menuju Pasar Ciwangi dengan berjalan kaki atau naik becak, kemudian naik angkot jurusan Terminal Lembursitu. Dari terminal, Anda selanjutnya dapat memilih kendaraan umum untuk lanjut ke Kecamatan Surade. Dari Surade anda bisa naik ojek sampai ke Ujung sahabatku, itulah sedikit informasi yang bisa saya share di artikel kali ini. Semoba bisa bermanfaat bagi sahabat semua. Kalaupun sahabat masih bingung, jangan sungkan untuk bertanya, atau sahabat juga bisa menggunakan aplikasi seperti Google Maps ataupun Waze.
Raju Febrian 16 Sep, 2017 JAKARTA, 16 September 2017 - Perjalanan kami ini bukan tergolong perjalanan istimewa. Biasa saja, karena daerah yang kami tuju sudah puluhan kali menghias puluhan media massa maupun Youtube. Nama daerah tujuannya Ujung Genteng, daerah wisata yang terletak di kawasan Sukabumi Selatan, Jawa Barat. Daerah wisata yang terkenal dengan program pelestarian penyunya di Pantai Pangumbahan. Saya sendiri sudah tiga kali ke sana, dua kali dengan motor dan sekali dengan kendaraan roda empat. Namun rute yang saya ambil selalu dari Bagbagan, Pelabuhan Ratu, menuju Ujung Genteng. Mungkin yang istimewanya dari perjalanan ini, saya mengambil rute yang berbeda, dari daerah Cikembar, Sukabumi menuju Ujung Genteng. Kami ingin tahu perjalanan dari Cikembar kayak apa karena katanya medannya lebih menantang, tapi jaraknya lebih jauh daripada kami lewat Bagbagan. Kondisi jalan pun katanya lebih jelek. Saya berangkat dari Jakarta berdua saja dengan Tomi. Kami berdua menunggangi motor yang sama, motor trail Kawasaki KLX 150 S. Cuma tahun motor milik saya lebih muda 2 tahun; 2012 vs 2014. Kami berangkat Jumat sore dari Jakarta untuk menginap dulu di daerah Parung Kuda setelah itu baru Sabtu paginya berangkat ke Ujung Genteng. Terlalu beresiko jalan malam langsung dari Jakarta ke Ujung Genteng. Jalanannya sepi dan harus melewati hutan-hutan yang sepi perkampungan penduduk. Selain itu akan sangat melelahkan. Prediksi kami, perjalanan dari Jakarta ke Ujung Genteng memakan waktu sekitar 7 jam. Karena kami hanya berdua yang jalan, kami memilih tak jalan malam. Saya bertemu dengan Tomi di McDonald Padjajaran, Bogor, lalu dari situ kami ambil jalan pintas untuk menghindari macet di jalanan Ciawi atau pun Cihideung. Jalanannya sepi dan gelap, tak ada mobil besar atau pun kecil karena kami menelusuri jalanan kampung yang sepi. Di antaranya kami harus melewati daerah kuburan Cina Cipaku, Bogor. Kami tiba di Parung Kuda sekitar pukul malam dan menginap di sebuah penginapan kecil di daerah itu. Bersambung ke Bagian 2 EKA ZULKARNAIN Raju Febrian 16 Sep, 2017 Baca Semua Artikel Unggulan Terbaru Populer Artikel yang direkomendasikan untuk anda Baca Semua Motor Unggulan Terbaru Yang Akan Datang Populer Artikel Motor dari Oto Berita Artikel Feature Advisory Stories Road Test
Pertama kalinya touring naik motor ke Sukabumi. Perjalanan 7 jam ngga terasa karena ngga kena macet dan perjalanan aman lancar jaya tahun biasanya udah jadi agenda roadtrip ke Bali. Sudah bertahun-tahun, urusan liburan akhir tahun ngga pernah absen. Tapi tahun ini hal? Ya apalagi kalau bukan karena covid. Lonjakan penghamba liburan pasti meningkat saat akhir tahun begini. Tidak terkecuali saya. Adrenalin pengen liburan dan kebosanan sudah melanda semenjak tengah tahun. Bahkan sampai males update punya motor 150 cc yang sering banget kepikiran buat make jauh, yang ngga sekedar rumah kantor aja yang berjarak 10 menit. Tapi mau kemana???Berhubung ngga punya temen motor, ngga tau tempat touring yang asik, dan aku adalah emak-emak 2 anak yang ngga mungkin jalan sendirian, jadilah bengong aja mantengin IG Story orang kebeneran banget nemu story si rani yang lagi kangen touring. Passs nih buat diajak mabok jalan bareng. Ngga kaleng-kaleng, mainnya langsung aja jauh ke well, keliatannya deket klo hanya situgunung. Tapi ternyata plannya ke Ciletuh yang ternyata deket Ujung Genteng yang ternyata 7 jam jauhnya dari Bogor *jeng ketipu sama Google Maps yang ngaco ngasi jarak dan waktu, akhirnya perjalanan panjang siang malam sampai juga di salah satu GeoPark yang diakui Gantung SitugunungSebelum sampai ke tujuan aslinya, saya mau cerita dulu tentang tempat seru nan menegangkan. Ngga heran tempatnya rame walo sedang Covid gini, karena emang sebagus jembatan gantung ini baru banget. Sekitar 2 tahunan, sementara saya terakhir kali ke sana di tahun 2014 sewaktu anak-anak masih cilik riwut gitu. Waktu itu nginep di Tanakita dalam rangka gratisan menang ke sini itu ngga sengaja, karena kecepetan sampai di Sukabumi. Menyetir motor lewat jalan tikus dan ngga macet bikin perjalanan lancar jawa. Oia maksudnya bukan ngga ada kemacetan, tapi karena naik motor jadi ngga ikutan bermacet ria perjalanan sampai di Cibadak hanya 2 jam, start dari KFC sebelah Terminal Baranangsiang. Ngerasa kecepetan akhirnya jajal ke Situgunung ke tempat jembatan gantung yang kesohor kalau ke sini itu kayaknya pagi. Belum macet dan ngga susah cari parkiran. Apalagi kalau bawa keluarga + mobil. Kalo motor, ya jangan ditanya. Gampang banget kakinya lumayan jauh dan lumayan naik turun, jadi siapkan fisik dan juga uang tentunya. Ngomong-ngomong uang, ini untuk biaya selfie naik ke jembatan sih harga tiket masuk Situ Gunung Suspension Bridge ? Hmm ini bebas, mau pilih yang ekonomis, standar, atau VIP. Karena semua bebas dipilih sesuai ukuran mau yang ekonomis, bisa beli tiket 50rb. Ini include welcome drink, naik jembatan gantung dan pulangnya jauh muterin air terjun. Kurang lebih jalannya agak standar tapi juga sama antrinya ada di harga 60rb. Bedanya sama yang versi ekonomis, jalur pulangnya lebih pendek. Naik jembatan sekali lagi buat motong jalan dan ngga perlu muterin air terjun. Jalurnya lebih singkat, sekitar jalur sultan juga ada, bayarnya 100ribu. Ini sedari awal langsung pilih papan penunjuk VIP ya. Karena kalo jalur rakyat nanti malah salah. Jadi enaknya si jalur VIP ini, ngga pake ngantri. Trus dari depan sampe pintu masuk jembatan dianterin. Pulangnya juga sama sih lewat jembatan kedua, tapi lebih enak karena ngga capek antri mau pilih yang mana, ya terserah Anda. Yang pasti semuanya dapet view jembatan gantung yang menawan, yang bikin deg-degan, plus jantungan karena jembatannya goyang-goyang dan berada di ketinggian 107 dong seremnya serunya gimana! So far sih aman ya, karena jembatannya terikat kuat dan kita pakai sabuk pengaman yang ngga dipasang dimana-mana, cuman dilingkerin aja di obviously breath taking, udaranya seger banget, dan jalannya lumayan panjang karena kita kudu jalan sepanjang 243 meter. Dijamin takut dapet angle baru untuk lihat hutannya Indonesia yang bagus banget itu. Dan ini adalah salah satu jembatan yang terpanjang di Asia Tengara CiletuhSelesai antri yang panjang buanget itu, jam 4 sore baru turun gunung. Untungnya ngga hujan, jadi bisa leluasa rencanain rute yang lain. Nah, berhubung si Google Maps cuman ngasi lihat 2 jam aja ke Ciletuh, akhirnya kita bablas aja. Dengan perkiraan jam 6 sore bisa ya, plisssssss. JANGAN PERNAH PERCAYA GOOGLE MAPS! I warn you!Udah kesekian kali ketipu Gmaps yang akhirnya kaya pasrah aja dikibulin wkwkwk. Perjalanan yang “katanya” hanya 2 jam saja, ternyata 4 jam loh sodara-sodara. Aku ndak ngerti ini dia gemana sih dong, jam 6 sore itu baru nyampe di Palabuhan Ratu, yang kita kira cuman 1 jam-an lagi aja. Ternyata masih 73 km yang melewati bukit di malam hari nomor satu untuk perjalanan ke Ciletuh, lakukan di SIANG HARI. Kalo kepepet malam hari seperti saya, please hati-hati. Saya beruntung banget ngga hujan. Karena jalanan pasti licin ditambah lagi gelap. Untungnya, sepanjang perjalanan aman dan jalanan juga pastikan kendaraan dalam kondisi prima apabila terpaksa berjalan malam. Yang pasti, kalau kemalaman di jalan harus banget cari penginapan. Jangan yang saya dapatkan itu setelah menempuh perjalanan 2 jam lamanya dari tempat persinggahan untuk mengisi bensin dan makan. Kebayang dong frustasinya gimana. Udah malam padahal baru jam dan pengen tidur karena ketakutan di jalan wkwkwk. Untungnya nemu penginapan cakep dan yang pengen nginep murah dan punya view keren, cus ya booking dulu aja di Homestay Geopark Ciletuh Palabuhanratu D’Sakinah Panenjoan di nomor hape 0812 9129 7710 – 0858 7284 6757. Dijamin murah, cuma 200rb aja semalam bisa berdua dalam 1 dan frustasi akibat semalaman berkendara, akhirnya tuh semua kebayar banget dengan pemandangan pagi seperti ini ^^.Ya well, ini berada di pintu masuk Geopark Ciletuh, yang mana orang mengira Geopark itu yang ada pantainya dan ada Geopark Ciletuh adalah sebuah kawasan wisata dan budaya yang lengkap yang memenuhi persyaratan menjadi Geopark yang diakui dunia. Gimana ngga keren banget, itu dari jauh udah kaya Niagara loh air kawasan Palabuhan Ratu Ciletuh ini dulu adalah daratan yang sama rata. Tapi kemudian sebagian amblas dan membentuk elevasi yang berbeda-beda. Makanya ada bagian atas dan bagian letak kemagisan keindahannya, kita bisa melihat dataran rendah dengan lebih leluasa dari dataran atas karena jaraknya yang tidak terlalu jauh. Yang paling penting, bisa langsung melihat view pantai yang cakep cuma itu, semua kawasan ini tuh indah banget dan lengkap. Jadi kalau mau ke pantai ada, ke air terjun ada, tracking juga bisa, motoran naik turun dengan track yang menegangkan juga ada. Mau nongkrong di ketinggian juga ada. Yang pasti jangan sepedaan, bisa gempor banget penting lagi, sebaiknya semua dilakukan pada pagi sampai sore hari. Selain jalanan aman, pemandangan juga keren abis di waktu siang. Pasti pengen berhenti terus buat poto-poto saking ampun, beneran keren banget dan aman buat lepas masker, jadi bisa hirup udara segar waktu naik motor. Duh pengen deh ke sana Touring Ala-ala Biar NyamanNah yang lagi bosen dan ngga bisa kemana-mana, pilihan touring naik motor bisa jadi menarik nih. Saya sendiri pun baru kali ini ngelakuin loh gara-gara temen lagi suka banget ama motor. Jadi buat yang nyubi kaya saya, bisa lumayan sharing nih. Apa aja sih yang perlu dipersiapkan, apalagi kalo ada planning ke Sukabumi Geopark kudu mumpuni. Ini bukannya mau sombong, tapi emang jalanan di sana nanjaknya ngga kaleng-kaleng. Sumpah tinggi banget dan bakal susah kalo motornya ngga mumpuni. Kita sendiri yang bakalan susah wekekek. Minimal 125 CC masih oke buat diajak jalan. Eh tapi tergantung skill pengendaranya juga harus selalu full. Sebetulnya banyak banget pengisian bensin mini untuk motor walo di tengah hutan sekalipun. Tapi yang paling amannya adalah bensin harus selalu terisi dan segera cari pengisian ketika sudah sisa setengah. Mana taukan abis ini masuk hutan dan harus selalu ready, kalo bisa pake motor yang bisa ngecas. Ini bakalan berguna untuk komunikasi antar pemotor. Saya sendiri pake Discord yang mana ngga guna wkwkwk. Sekitar sejam dua jam masih oke, tapi begitu masuk gunung dan sinyal naik turun, ya wassalam. Tapi klo bisa lancar, itu bakalan enak sih. Apalagi tipe yang suka ketinggalan kaya saya tujuan dan mengukur jarak. Saya baru ngeh yang namanya ngukur jalan tuh kaya gini. Karena biasa naik mobil, ukuran saya biasanya 1km itu 1 menit iya, segila itu kalo di jalanan wkwkwk. Nah berbeda dengan motor, ternyata ngga begitu. Jadi bakalan 2-3x lebih lama karena ngga nyampe kecepatannya walo udah digeber. Pastikan di awal udah tau berapa km yang ditempuh dan berapa lama dan makan yang banyak. Ini udah paling penting ya, jangan sampe masuk angin. Pastiin selalu kenyang dan badan dalam keadaan hangat. Ribet kan kalo sakit di jalan, nanti siapa yang bawa motornya pas pulang wkwkwkJalan siang hari dan set waktu. Menurut saya, ini yang paling penting. Jalan malam itu berbahaya dan berisiko tinggi. Jadi jangan sampe salah menghitung waktu kaya saya nih yang harus tetep jalan di malam hari karena kanan kiri hutan dan jurang postingan panjang ini berakhir sudah. So far saya suka banget ama touring ini. Nikmatin banget dan bikin nagih. Kira-kira kemana lagi tempat yang asik buat di-touring-in? 5 votesArticle Rating
rute ke ujung genteng dari jakarta naik motor